Rabu, 29 Juni 2016

Psikoterapi Keluarga (Softskill M5)

Diposting oleh Unknown di 00.10

OLIVIA RESTY AMALLIA
16513783

3PA05






Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks social. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interksi orang tua- anak adalah penyebab dari perilaku maladaptif (Bateson et al,1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sulivan, 1953).
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto,California. Penelitian ini menghasilkan 2 konsep mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :
1.      The Double Bind (ikatan ganda)
Dalam terapi keluarga, munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota membaik tetapi anggota keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap stabil.
2.      Family Homeostasis (kestabikan keluarga)
Adanya gangguan dalam pola komunikasi keluarga adalah inti dari double bind. Ini terjadi bila ‘korban’ menerima pesan yang berlawanan/bertentangan yang membuat sulit bertindak konsisten dan memuaskan. Anak diberitahukan bahwa ia harus asertif dan membela haknya namun diwaktu yang sama dia diharuskan menghormati orangtuanya, tidak menentang kehendaknya, dan tidak pernah menanyakan/menuntut kebutuhan mereka. Apa yang dikatakan berbeda dengan yang dilakukan. Keadaan ini selalu ditutupi dan disembunyikan, sehingga si ‘korban’ tidak pernah menemukan sumber dari kebingungannya. Jika komunikasi ini (double bind communication) terjadi berulang kali, akan mendorong perilaku skizoprenik.
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang mempunyai masalah.Khususnya, klien yang diidentifikasi adalah remaja laki-laki yang sulit diatur oleh orang tuanya atau gadis remaja yang mempunyai masalah makan. Sesegara mungkin, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul.

Manfaat Terapi Keluarga

      Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga.  Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik.


Unsur – Unsur Terapi Keluarga
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti  sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Cara Melakukan Terapi Keluarga
Terapi keluarga dibagi menjadi 3 proses/fase, yaitu:
1.          Initial Interview
Terapis akan membuat konrak pertemuan dengan keluarga dan mengumpulkan data. Selama tahap ini, terapis memfalisitasi proses penentuan masalah yang diidentifikasi oleh keluarga. Proses ini meliputi:
a.       Engagement stage :  Pertemuan keluarga dan menjelaskan apa yang mereka inginkan.
b.      Assessment stage : Identifikasi masalah yang menjadi perhatian keluarga.
c.       Exploration stage :   Terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama.
d.      Goal-setting stage : Terapis mensistesis semua informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa yang ingin mereka ubah.
e.       Termination stage : Akhir fase initial review, menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam pertemuan tersebut.
2.          Fase Kerja
Tujuan fase ini adalah untuk membantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Selama proses ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga. Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu dengan waktu lebih kurang  1 jam.
3.      Fase Terminasi         
Jika keluarga suda mencapai tujuan atau masalah sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan. Namun terkadang terminasi dapat terjadi sebelum waktunya. Hal in biasa terjadi jika keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada.  Pada keadaan ini terapis harus melakukan review masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-sesi keluarga.
Pendekatan Terapi Keluarga
1.            Network therapy
Secara  logika,  terapi  keluarga  adalah  perluasan  dari  simultan  dengan semua  yang  tersedia  dari system  kekeluargaan,  teman,  dan  tetangga serta  siapa  saja  yang  berkepentingan  untuk  memupuk rasa  kekeluargaan   ( Speck and Attneave, 1971).
2.            Multiple-impact therapy
Multiple-impact  therapy  biasanya  dapat  membantu  remaja pada  saat  mengalami  krisis  situasi  ( MacGregor et al.,1964 ). Tim kesehatan mental bekerja dengan keluarga yang beramasalah selama dua hari. Setelah dibei pengarahan, anggota tim akan dipasangkan dengan  salah satua atau lebih anggota keluarga dengan beberapa varisasi kombinasi. Mungkin ibu dan putrinya dapat ditangani oleh satu orang terapist, sedangkan ayah ditangani secara individual sepert halnya anak laki-lakinya. Bila dibutuhkan regroup diperbolehkan untuk mengeksplorasi maslah keluarga yang rumit. Tujuan dari terapi adalah untuk reorganisasi sistem keluarga sehingga dapat terhindar dari malfungsi. Diharapkan sistem keluarga menjadi lebih terbuka dan adaptif, untuk itu terus dilakukan followup.
4.      Multiple- family and multiple- couple group therapy
Masa  kegiatan  kelompok  keluarga  selanjutnya  menimbulkan  suatu  keadaan  yang  biasa  untuk membantu  masalah  emosional(e.g.,Laqueur,1972). Model  ini,  partisipan  tidak  dapat  memeriksa  satu persatu  dengan  mentransaksi  keluarga  kecil  mereka  tetapi  mengalami  simultan  mengenai  masalah ekspresi  oleh  keluarga  dan  pasangan  suami  istri. Dengan  demikian,  terapi  kelompok  ini  dapat menunjang  pemikiran  pada  pasangan  suami  istri.




DAFTAR PUSTAKA

Becvar, Dorothy S. Becvar, Raphael J. 1976.Family Teraphy ( A systematic Intregation). Adivision of  Simon & Schester, Inc. Needham Height; Massachusetts.
Korchin, Sheldon J. 1976.Modern Clinical Psychology. Basic Books, Inc. Publishers: New York.
Nietzel, Michael. 1998. Introduction To Clinical Psychology. Simon & Schuster /  Aviacom Company. UpperSaddle River: New Jersey.

Daftar Pustaka:
Trull, T.J., & Prinstein, M.J. (2013). Clinical Psychology 8th Edition. Boston: Wadsworth Cengage Learning.
Ampuni, S., & Andayani, B. (2007). Memahami anak dan remaja dengan kasus mogok kerja: gejala, penyebab, struktur kepribadian, profil keluarga, dan keberhasilan penanganan. Jurnal Psikologi, 34 (1), 55-75.
Fawziah, A. (2012). Family Therapy (Terapi Keluarga). Diakses tanggal 30 April 2015 dari https://www.scribd.com/doc/111760136/Family-Therapy-Terapi-Keluarga
Al Furqan, H. (2011). Terapi Keluarga. Diakses tanggal 30 April 2015 darihttps://www.scribd.com/doc/55641363/terapi-keluarga


0 komentar:

Posting Komentar

 

Olive's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review