Pembahasan Jurnal
Dampak
Positif dan Negatif Internet
Post-ingan ini di khusus kan untuk tugas
softskill mereview jurnal dengan pembahasan mengenai dampak positif dan negatif
internet. Adapun jurnal yang saya review
sebanyak lima jurnal. Berikut hasil review
juranal.
Ø
Identitas Jurnal
·
Jurnal
Pertama :
Jurnal pertama yang direviw adalah sebuah jurnal dari http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/viewArticle/5809. Ditulis oleh Putri Ekasari dan Arya Hadi Dharmawan Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Jurnal ini
berjudul Dampak Sosial Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet “Dalam Kehidupan
Remaja di Pedesaan”. Diterbitkan pada tahun 2012 dengan ISSN
: 1978-4333, Volume 06, No. 01.
·
Jurnal Kedua :
Jurnal yang kedua yang akan direview adalah sebuah jurnal dari http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/astutik.pdf.
Ditulis oleh Astutik Nur Qomariah,
mahasiswa S1 Departemen Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal ini berjudul Perilaku
Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan. Diterbitkan pada tahun
2010.
·
Jurnal Ketiga :
Jurnal yang ketiga yang direview adalah sebuah jurnal dari jurnal online
psikologi. Ditulis oleh Apris Ruhban, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadia Malang. Jurnal ini berjudul Kontrol Diri dan Intensitas Penggunaan
Facebook pada Remaja. Diterbitkan pada tahun 2013, volum 01 No. 02, ISSN:
2301-8259
·
Jurnal Keempat :
Jurnal
keempat yang direview adalah jurnal dari http://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/viewArticle/321.
Ditulis oleh Flourensia Sapti Rahayu, mahasiswa program studi Teknik
Informatika Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal ini berjudul
Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi.
Diterbitkan pada tahun 2010, volum 08 nomor 02.
·
Jurnal Kelima :
Jurnal
kelima yang akan direview adalah jurnal dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ln5ba2011865full.pdf.
Ditulis oleh Elfan Rahadian K. , mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Po,itik Universitas Airlangga. Jurnal ini berjudul Pemanfaatan Internet dan
Dampaknya pada Pelajar Sekolah Menengah Atas.
Ø Abstrak
·
Jurnal Pertama :
Penelitian
ini dilakukan di dua desa, mereka Cibatok I Desa dan Pangradin Desa, The
Kabupaten Bogor Jawa Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
untuk menganalisis dan menentukan dampak dari penggunaan internet pada remaja
karakteristik untuk pola penggunaan internet di dua desa 2) untuk menganalisis
dampak sosial ekonomi yang dibawa oleh pola penggunaan internet remaja di dua
desa. Penelitian ini didekati dengan menggunakan metode kuantitatif didukung
dengan metode kualitatif. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara
mendalam dan wawancara menggunakan kuesioner. Sementara itu, hasil penelitian
ini menunjukkan 1) Perbedaan pola penggunaan internet di dua desa 2)
Ketersediaan akses internet di Cibatok I Desa telah membuat dampak pada perubahan
sosial-ekonomi dari kehidupan remaja. Sementara itu, tidak jelas terlihat pada
remaja tinggal di Pangradin Village.
Kata kunci: Teknologi Komunikasi
(TIK) Informasi dan, Perubahan Sosial, Internet, Cyber Society, Masyarakat
Pedesaan, Remaja, Dampak Sosial Ekonomi.
·
Jurnal Kedua :
Kemudahan
fasilitas akses internet dan semakin canggih fasilitas yang ditawarkan oleh
internet di era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hari ini didampingi
oleh munculnya fenomena yang menunjukkan minat yang tinggi untuk pemuda
perkotaan di menggunakan Internet. Dari fenomena ini peneliti ingin mengetahui
gambar yang benar bagaimana menggunakan internet perilaku pada remaja perkotaan
saat ini. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya pada penggunaan internet
di kalangan anak muda perkotaan di Indonesia, yang usang dalam arti waktu
melakukan penelitian dan topik. Para peneliti telah dilakukan dalam waktu
ketika akses internet sangat jarang untuk umum dan bahkan tidak tersedia di
sekolah. Topik sekitar hubungan antara motif penggunaan internet dan kepuasan
pelanggan, pengaruh internet sebagai media komunikasi interaktif, dampak
negatif dari internet digunakan pada kehidupan sosial atau dari titik pandang
psikologis. Sebaliknya, penelitian ini, saya ingin khusus mengidentifikasi
bagaimana remaja perkotaan mengetahui dan menggunakan internet pada saat
pertama untuk mengambil keuntungan internet yang mencakup intensitas penggunaan
internet, aktivitas Internet apa mereka lakukan dalam menggunakan internet,
termasuk untuk kepentingan apa yang mereka lakukan secara online kegiatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok sebaya merupakan salah satu faktor
berpengaruh untuk pemuda untuk memanfaatkan internet untuk pertama kalinya.
Peer group bertindak sebagai mentor tentang bagaimana memanfaatkan internet
hanya untuk bersenang-senang atau tujuan akademik. Pemuda biasanya memanfaatkan
internet pada rumah daripada di publik / internet sewa. Mereka memanfaatkan
internet untuk mencari informasi, kegiatan rekreasi, komunikasi dan keperluan
transaksi keuangan. Sebagian besar penggunaan dari internet bagi mereka yang
untuk bersantai dan mencari artikel mengenai akademis mereka tugas.Keywordsi:
Internet use
behaviour, internet user typologies, the youth
·
Jurnal Ketiga :
Penggunaan facebook dengan intensitas yang
terlalu tinggi dapat menurunkan produktifitas dan performa, khususnya pada para
remaja. Kontrol diri dibutuhkan sebagai agen dalam membimbing, dan mengatur
perilaku. Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris hubungan kontrol
diri dengan intensitas penggunaan facebook pada remaja. Responden dalam
penelitian ini adalah remaja di kota Malang dengan jumlah subjek 349 orang
dengan rentang usia 17-21 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah
skala kontrol diri dengan α = 0,89 dan skala intensitas penggunaan facebook
dari Elison dkk (2007) dengan α = 0, 83; yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi product moment
dari Pearson dengan bantuan program statistik SPSS for windows versi 11.5.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara
kontrol diri dengan intensitas penggunaan facebook pada remaja (r = 0,158 dan p
= 0,003).
Kata kunci
: Facebook, kontrol diri, intensitas penggunaan facebook
·
Jurnal Keempat :
Teknologi
Informasi dapat membawa dampak positif dan negatif baggi kehidupan kita. Salah
satu dampak negatif dari Teknologi Informasi adalah munculnya Cyberbullying.
Cyberbullying adalah perlakuan yang ditujukan untuk mempermalukan,
menakut-nakuti, melukai, atau menyebabkan kerugian bagi pihak yang lemah dengan
menggunakan sarana komunikasi Teknologi Informasi. Di negara lain ada banyak
kasus Cyberbullying yang berakhir dengan kejaidan yang lebih serius
seperti bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
fenomena Cyberbullying di Indonesia. Untuk mendapatkan data digunakan
kuesioner yang didistribusikan kepada siswa-siswi usia SMP dan SMA di kota
Magelang, Yogyakarta dan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cyberbullying
telah terjadi dengan angka yang cukup besar (28%) namun dampaknya tidak
begitu serius. Dari jawaban-jawaban yang diberikan dapat disimpulkan bahwa
banyak remaja yang belum memahami tentang Cyberbullying dan potensi
dampak yang dapat ditimbulkannya. Dalam penelitian ini juga dieksplorasi
tentang peranan, tanggung jawab, dan hal-hal apa yang dapat dilakukan oleh
remaja, orang tua, sekolah, penegak hukum, dan masyarakat untuk mencegah dan
menghentikan Cyberbullying.
Kata Kunci:
Dampak
Teknologi Informasi, Cyberbullying, Remaja
Ø Pembahasan
Penelitian
·
Jurnal Pertama :
Jurnal ini ditulis untuk meneliti perkembangan internet di daerah perdesaan. Di pedesaan,
konsep tentang desa dan masyarakatnya saat ini telah mengalami perubahan yang
cukup besar akibat berkembangnya teknologi informasi, seperti internet. Adanya
internalisasi nilai-nilai budaya barat akibat mudahnya akses teknologi internet
di pedesaan telah membawa dampak terhadap perubahan gaya hidup masyarakat di
pedesaan, terutama di kalangan remaja desa. Gaya hidup remaja desa pada masa
dahulu selalu diidentikkan dengan gaya hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai
agama dan budaya setempat. Penelitian ini dilakukan di dua desa, yaitu Desa
Cibatok I dan Desa Pangradin, Kabupaten
Bogor Jawa Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
1) Untuk menganalisis dan menentukan
dampak dari penggunaan internet pada remaja karakteristik untuk pola penggunaan
internet di dua desa.
2) untuk menganalisis dampak sosial
ekonomi dan dampak positif juga negatif yang dibawa oleh pola penggunaan
internet remaja di dua desa.
Pada penelitian ini juga akan dilihat
dampak yang ditimbulkan internet yang dilihat dari aspek sosial dan aspek
ekonomi. Dampak sosial dalam penelitian ini diukur dari intensitas hubungan
sosial dalam keluarga, intensitas hubungan yang dibina/dijalin oleh remaja di
pedesaan antara teman di dunia nyata dengan temannya di dunia maya, alokasi
waktu antara bermain internet dengan aktivitas lainnya luasnya jaringan sosial
dunia maya yang tidak terbatas oleh territorial, tingginya perilaku negatif,
rendahnya tingkat penghargaan terhadap nilai-nilai dan norma, serta terjadi
perubahan pada pola pikir atau ideologi remaja. Hal ini sebagaimana yang
terlihat pada Gambar 1.
·
Jurnal Kedua :
Internet
memang membawa begitu banyak kemudahan kepada
penggunanya. Beragam akses terhadap
informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dilakukan melalui satu
pintu saja. Internet juga dapat menembus batas dimensi kehidupan penggunanya,
waktu, dan bahkan ruang sehingga internet dapat diakses oleh siapapun, kapanpun
dan dimanapun. Tidak seperti orang
dewasa yang pada umumnya sudah mampu mem-filter hal-hal
baik ataupun
buruk dari internet, remaja sebagai salah satu pengguna internet justru
sebaliknya. Selain, belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat,
mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa
mempertimbangkan terlebih dulu efek positif atau negatiif yang akan diterima
saat melakukan aktivitas internet tertentu. Terkait dengan aktivitas internet
yang telah dilakukan kalangan remaja perkotaan di Indonesia, sejumlah survei
dan studi sebenarnya telah diadakan berbagai pihak sebelumnya sekitar tahun
2000 sampai dengan 2003-an yang juga mengungkap aktivitas internet remaja
meskipun bukan menjadi kajian utama. Untuk itu, penelitian ini penting
dilakukan karena melalui penelitian ini akan dihasilkan suatu informasi atau
gambaran tentang perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan
pada umumnya saat ini, sehingga dapat memberikan pemahaman bagi kalangan orang tua
atau institusi pendidik sekaligus bisa digunakan sebagai kontribusi untuk
membuat kebijakan yang mengarahkan secara positif pada kalangan remaja di
perkotaan dalam menggunakan internet. Dengan demikian, upaya-upaya tersebut
diharapkan akan dapat mereduksi efek negatif dan meningkatkan pemanfaatan
internet secara positif bagi remaja.
·
Jurnal
Ketiga
Intensitas pemakaian facebook adalah
keadaan seseorang yang mampu menggunakan facebook dalam ukuran
waktu tertentu seperti mengganti status profil, mengganti skin, mencari
dan menambah teman dan mengaplikasikan fitur-fitur yang disediakan facebook (Fitri,
2011). Pada umumnya facebook memberikan layanan untuk membuat biodata
pribadi, dan menjalin hubungan dengan teman sesama pengguna facebook.
Facebook menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan setiap penggunaan
untuk bersosialisasi dan menambah keintiman dengan teman-teman sekolah,
keluarga, dan teman facebooknya. Pemanfaatan fasilitas facebook mengarah
kepada intensitas penggunaan facebook dan memungkinkan mendatangkan
konsekuensi-konsekuensi bagi penggunanya, sehingga dalam penggunaannya kontrol
diri sangat berperan penting.
Dengan kontrol diri individu tekun dan tetap bertahan dengan tugas yang harus
dikerjakan, walaupun mengalami banyak hambatan, dapat mengubah perilaku
menyesuaikan dengan aturan atau norma yang berlaku dimana ia berada, tidak
menunjukan perilaku yang emosional atau meledak-ledak, dan bersifat toleran
atau dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang tidak dikehendaki (Forzano, &
Logue, 1995). Sebagaimana pendapat Kazdin (1994) kontrol diri diperlukan guna
membantu individu dalam mengatasi kemampuannya yang terbatas dan mengatasi
berbagai hal merugikan yang mungkin terjadi yang berasal dari luar (Ghufron
& Risnawita, 2012). Kontrol diri memungkinkan seorang pengguna facebook bisa
mengarahkan perilakunya secara wajar dan tepat sehingga bisa menghindari
konsekuensi negatif dan mendapatkan konsekuensi positif.
Rasionalisasi dari penjabaran tersebut ialah seorang yang memiliki kontrol diri
yang tinggi dapat mengatur dan mengarahkan perilakunya secara tepat sehingga
tidak larut dalam menggunakan facebook, Tangney, et al. (2004)
kontrol diri yang tinggi dikorelasikan dengan hubungan interpersonal yang
baik. Sebaliknya seorang yang memiliki kontrol diri rendah akan cenderung larut
dan mengarahkan seluruh konsentrasinya dalam menggunakan fasilitas facebook.
Begitu besarnya sumbangsih kontrol diri terhadap kehidupan manusia sehingga
penulis tertarik untuk mengetahui apakah kontrol diri berperan terhadap
pembentukan intensitas penggunaan facebook sekaligus memberikan bukti
empiris terhadap faktor yang mempengaruhi terbentuknya intensitas penggunaan facebook
secara berlebihan.
·
Jurnal Keempat:
Pemanfaatan Teknologi Informasi di dunia
sekarang ini memang bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi banyak keuntungan
dan manfaat yang bisa kita dapatkan, diantaranya Teknologi Informasi dapat
mempermudah manusia dalam menjalani tugas kehidupannya serta meningkatkan
kualitas hidupnya. Tetapi di sisi lain tidak sedikit kerugian dalam bentuk
hal-hal negatif yang menyertai penggunaan Teknologi Informasi ini. Salah satu
dampak negatif yang timbul dengan adanya Teknologi Informasi ini adalah
munculnya fenomena Cyberbullying di kalangan anak-anak maupun remaja. Cyberbullying
atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan
dengan kekerasan secara fisik. "Korban cyberbullying sering kali
depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya
ketika diserang," ujar para peneliti. Melihat maraknya fenomena cyberbullying
ini, penulis membuat penelitian tentang fenomena cyberbullying di
kalangan remaja kita di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kondisi yang sebenarnya tentang cyberbullying di kalangan remaja
kita, untuk mengetahui tentang peran dan tanggung jawab orang tua, sekolah,
masyarakat, dan pemerintah dalam menyikapi fenomena cyberbullying, dan
untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh baik untuk mencegah maupun
mengatasi tindakan cyberbullying. Diharapkan setelah kondisi yang
sebenarnya diketahui, dapat diambil tindakan-tindakan untuk memberikan
kesadaran kepada masyarakat supaya perilaku cyberbullying ini dapat
dicegah dan dihentikan.
·
Jurnal Kelima
Kini internet sudah diterima dan masuk
sekolah-sekolah di Indonesia, tak
terkecuali di SMP dan SMA. Salah satu bukti yang
tidak terbantahkan adalah
adanya materi pemanfaatan internet pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang harus dipelajari siswa-siswi
SMP saat menduduki kelas
IX, sehingga membuat pihak sekolah harus memiliki
laboratorium komputer yang
terkoneksi internet sebagai sarana utama penunjang
mata pelajaran tersebut
dengan istilah model pembelajaran ICT (Information
and Communication
Technology). Artinya, pendidikan berbasis
teknologi akan dieksplorasi sedalamdalamnya
dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik.
Jadi, dengan
adanya pemanfaatan internet di sekolah ini
diharapkan akan semakin
mendekatkan sumber informasi kepada guru dan peserta
didik mereka sehingga
mereka memperoleh kemudahan mengakses informasi dari
berbagai sumber,
khususnya yang berkaitan dengan materi yang paling
mutakhir di bidang
pendidikan atau pembelajaran.
Dampak internet bisa negatif, bisa pula positif
dalam bidang pendidikan.
Hal tersebut tidak menyurutkan langkah beberapa
sekolah menengah atas di
Surabaya untuk menyertakan fasilitas internet dalam
kegiatan belajar mengajar di
lingkungan sekolah maupun di rumah. Salah satu SMA
Negeri yang termasuk
sebuah sekolah favorit di Surabaya yaitu SMA Negeri
9 adalah sekolah
Ø Metode
·
Junal Pertama
Dalam jurnal ini metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan
kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode
penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data pokok. Dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan
metode studi kasus, pengamatan, dan wawancara. Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mengetahui dampak sosial-ekonomi masuknya pengaruh internet dalam
kehidupan remaja dengan membandingkan antara desa yang sudah memiliki akses
internet yang memadai dengan desa yang memiliki akses internet rendah. Metode
kualitatif dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam mengenai
perkembangan internet di kedua desa melalui teknik wawancara. Pendekatan
lapangan yaitu lokasi dan waktu penelitian dikedua desa, teknik pengolahan
analisi data , dan gambaran umum lokasi penelitian.
·
Jurnal kedua
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan format deskriptif survei dengan
sampel 96 orang. Lokasi penelitian dilakukan di SMP dan SMA Surabaya, dengan
pemilihan lokasi menggunakan multistage random sampling. Dan, lokasi
yang terpilih dalam penelitian ini adalah SMP dan SMA dikecamatan Genteng
wilayah Surabaya Pusat, yakni SMP Negeri 37 Surabaya, SMP IMKA /YMCA-I
Surabaya, SMA Negeri 5 Surabaya, dan SMA Trisila
Surabaya.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak atau random sampling/probability
sampling, dengan teknik pengambilan sampel sistematis atau systematic
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah data
primer (kuesioner dan teknik ”probing”), sekunder (data yang diperoleh dari
institusi terkait), studi kepustakaan, dan observasi. Semua data primer yang
terkumpul dalam penelitian ini diolah secara komputerisasi, yakni dengan
menggunakan SPSS 16.0 untuk statistik deskriptif. Secara umum terdapat tiga hal
yang akan dianalisa dalam penelitian ini, yakni berkaitan dengan pengenalan dan
penggunaan internet pertama kalinya pada kalangan remaja di perkotaan,
intensitas penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan, dan
kepentingan-kepentingan penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan.
Peneliti menganalisa sepenuhnya dengan menggunakan interpretasi teoritik, di
mana data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan (kuantitatif maupun
kualitatif) dibandingkan atau dikaitkan dengan beberapa teori yang ada,
pendapat para ahli, atau temuan dari penelitian sebelumnya.
·
Jurnal
Ketiga :
Rancangan
Penelitian
Rancangan
penelitian menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua variabel
dengan menggunakan metode penghitungan statistik tertentu sehingga akan
diketahui ada atau tidak hubungan antara dua variabel yang diteliti.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah remaja dengan kriteria: berusia 17-21 tahun dan
sebagai pengguna facebook. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
di kota Malang dengan besar sampel berada pada jumlah populasi tak terhingga
dengan taraf kesalahan 5% berjumlah 349 responden (Sugiono, 2010). Penelitian
ini menggunakan sampling insidental dimana teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2010).
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ialah kontrol diri dan intensitas penggunaan facebook.
Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk menentukan perilakunya
berdasarkan standar yang dikemukakan oleh Tangney, et al. (2004)
khususnya, kontrol atas pikiran, pengendalian emosi, kontrol impuls, pengaturan
kinerja, dan kebiasaan melanggar. Adapun intensitas penggunaan facebook dilihat
dari banyaknya teman yang dimiliki, waktu yang dihabiskan mengakses facebook
(Ellison, et al., 2007).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah skala
Likert. Skala kontrol diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah self
control scale milik Tangney dkk (2004) di terjemahkan dalam bahasa
indonesia yang terdiri dari 36 item dengan α = 0,89. Sedangkan skala
intensitas penggunaan facebook yang digunakan ialah facebook
intensity milik Elison, et al. (2007) tediri dari 2 item dengan α =
0,83 yang di terjemahkan dalam bahasa indonesia.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian
Prosedur penelitian diawali dengan tahap persiapan ialah proses menyiapkan
skala kontrol diri dan skala intensitas penggunaan facebook. Selanjutnya
tahap pelaksanaan yaitu menyebarkan skala kontrol diri dan skala intensitas
penggunaan facebook. Dan akhirnya tahap penulisan laporan penelitian
ialah penyusunan laporan hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data
dilakukan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan
bantuan program statistik SPSS for windows versi 11.5.
·
Jurnal
Keempat :
Untuk penggalian data digunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner
disebarkan ke 500 remaja (12-19 th) di kota Magelang, Semarang, dan Yogyakarta.
Materi kuesioner menanyakan tentang pengalaman remaja tentang akan fenomena bullying
baik secara tradisional maupun cyberbullying. Dari 500 lembar
kuesioner yang dibagikan, yang kembali hanya 363 lembar saja (72,6%). Hasil
kuesioner kemudian akan dianalisa secara kuantitatif untuk memperoleh data
statistiknya. Secara umum prosedur penelitian yang akan dilaksanakan meliputi
penyusunan kuesioner, penentuan sampel penelitian, pengurusan ijin penyebaran
kuesioner, penyebaran kuesioner kepada responden, penarikan kuesioner, analisa
data, dan penyusunan laporan. Penyusunan laporan dilakukan dengan melibatkan
juga studi literatur. Literatur yang digunakan berasal dari buku, jurnal, dan Internet.
·
Jurnal
Kelima
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kuantitatif dengan tipe deskriptif. Tipe ini dipilih
karena peneliti bermaksud menggambarkan intensitas pemanfaatan internet para
siswa dan dampak positif maupun negatif tanpa melakukan pengujian hipotesis
(Singarimbun, 1995). Penelitian deskriptif dapat memberikan gambaran atau
uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek
yang diteliti (Kountur,2003). Dari hasil penelitian ini penulis mendeskripsikan
atau menggambarkan. Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar SMA Di
Surabaya 7
intensitas pemanfaatan internet para siswa serta
melihat sejauh mana internet kegiatan tersebut memiliki dampak positif maupun
negatif terhadap para siswa. Lokasi penelitian difokuskan pada SMAN 09 Surabaya.
Ø Hasil
·
Jurnal Pertama
Hasil yang diproleh dalam penelitian ini mengatakan bahwa internet memberikan
dampak positif maupun negatif bagi perkembangan pola pikir dan perilakunya.
Tabel 7 menyajikan data mengenai dampak positif masuknya internet yang
dirasakan oleh responden di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dari Tabel 7 mengenai dampak positif
internet bagi remaja di kedua desa, yaitu :
1. Remaja di kedua desa menyatakan bahwa internet telah menambah
wawasan mereka mengenai dunia luar dengan memberikan informasi-informasi
terbaru yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka.
2. Rata-rata remaja di kedua desa memanfaatkan internet untuk menambah
teman atau relasi melalui situs jejaring sosial seperti Facebook.
Melalui Facebook, mereka dapat menjalin pertemanan dengan banyak orang
yang tidak terbatas oleh geografis.
3. Remaja di Desa Cibatok I menyatakan bahwa internet telah memudahkan
komunikasi mereka dengan oran-orang luar, terutama dengan teman-teman mereka
yang sudah lama tidak bertemu. Internet juga melatih mereka untuk menjalin
komunikasi dengan warga asing sehingga mereka dapat mengasah kemampuan mereka
dalam berbahasa asing.
4. Internet bagi remaja di kedua desa dijadikan sebagai sarana hiburan.
Bagi remaja laki-laki, mereka sering bermain game online untuk
menghilangkan kejenuhan setelah beraktivitas.
5. Internet bagi remaja di Desa Cibatok I juga dijadikan sebagai media
untuk menjalin silaturahmi dengan berbagai teman-teman lama atau sesama anggota
dari suatu grup dunia maya.
6. Pada saat ini,
remaja di kedua desa juga telah memanfaatkan internet sebagai sarana bisnis
untuk menjual suatu produk mereka secara online atau mempromosikan band
agar dikenal oleh masyarakat dunia maya lainnya.
Dalam penelitian ini,
bebeberapa kasus perilaku negatif pada remaja di kedua desa, yaitu:
1. Pengaruh internet telah menyebabkan sebagian remaja di kedua desa
sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah.
2. Rata-rata remaja di Desa Cibatok I sudah pernah melihat situs
pornografi. Hal ini dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja ketika
membuka suatu laman atau situs tertentu. Responden laki-laki memiliki
persentase lebih banyak dibandingkan perempuan dalam hal melihat situs
pornografi. Berbeda dengan yang terjadi di Desa Pangradin, hanya satu remaja
saja yang mengaku pernah melihat situs tersebut.
3. Situs jejaring sosial telah membuat penggunanya melakukan tindak
perkelahian dengan temannya di dunia maya maupun di dunia nyata. Hal ini dipicu
oleh berbagai hal, seperti akibat penghinaan yang dilakukan oleh temannya di
dunia maya, persoalan cinta, kesalahpahaman, dan lain-lain.
4. Beberapa remaja di kedua desa mengaku pernah tidak masuk sekolah
(bolos) akibat terlalu asyik bermain game online. Hal ini dilakukan oleh
empat remaja di Desa Cibatok 1 dan dua remaja di Desa Pangradin.
5. Terdapat satu responden di Desa Cibatok I yang mengaku sering
begadang karena keasyikan bermain game online. Hal ini diakibatkan
disediakannya fasilitas internet di rumah oleh orangtuanya. Kurangnya
pengawasan dan ketidaktahuan orang tua dalam menggunakan internet membuat
remaja menjadi leluasa mengakses situs-situs dan aplikasi game yang
tersedia. Hal ini tidak terjadi di Desa Pangradin dikarenakan keterbatasan
fasilitas internet yang dimiliki.
6. Terdapat dua responden di Desa Cibatok I yang mengaku pernah berjudi
atau taruhan bersama teman-temannya ketika bermain game online. Hal ini
mereka lakukan hanya sekedar terpengaruh ajakan temana atau memang untuk
memperoleh tambahan uang saku. Hal ini juga tidak terjadi di Desa Pangradin.
7. Terdapat dua responden di Desa Cibatok I yang mengaku pernah merasa
malas membantu orang tua karena asyik bermain internet. Mereka lebih memilih
bermain internet berjam-jam dan mengacuhkan himbauan orang tua jika mereka
meminta bantuan. Sementara di Desa Pangradin, remajanya lebih memilih untuk
bekerja membantu orang tua daripada bermain internet.
8. Terdapat tiga
responden di Desa Cibatok I yang mengaku mengeluarkan banyak biaya untuk
bermain internet. Mereka mengeluarkan uang untuk biaya pulsa, biaya ke warung
internet, atau biaya internet di rumah. Berbeda dengan yang terjadi di Desa
Pangradin, hampir sebagian remajanya yang bekerja menyisihkan uang untuk
diberikan kepada orang tua.
mereka. Bagi yang belum bekerja, lebih memilih mengeluarkan biaya untuk
keperluan lainnya dibandingkan untuk bermain internet.
9. Situs jejaring sosial sering disalahgunakan oleh penggunanya,
terutama kaum remaja. Kurangnya kesadaran mengenai manfaat jejaring sosial
sering menjadikan remaja sebagai korban ataupun tersangka kejahatan dunia maya.
10. Terdapat satu
responden di Desa Pangradin yang mengaku pernah melakukan tindak penipuan
dengan memanfaatkan fasilitas internet.
Dampak Ekonomi Internet dalam Kehidupan Remaja Desa :
1.
Tingkat Pendapatan
Pada saat ini, internet bukan hanya menjadi media
sosial bagi sebagian masyarakat tetapi juga digunakan sebagai media untuk
penjualan produk yang dikenal dengan istilah bisnis online. Sebagian
remaja di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin ada yang memilih untuk mencoba
memasarkan produk mereka melalui transaksi online untuk menambah uang
saku mereka. Namun, ada juga yang menyalahgunakan internet untuk memperoleh
uang dengan melakukan taruhan atau judi bersama teman-temannya. Dari hasil
penelitian, rata-rata remaja yang memanfaatkan internet untuk memperoleh uang
saku tambahan, hanya sekitar 23 persen (tujuh orang) di Desa Cibatok I dan 13
persen (empat orang) di Desa Pangradin.
2. Alokasi Uang
Saku/Tingkat Pengeluaran
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata
alokasi uang saku remaja Desa Cibatok I digunakan untuk biaya pendidikan, yaitu
dengan persentase 27 persen atau sebesar Rp100.000,00 perbulan. Sementara itu,
biaya yang digunakan untuk mengakses internet, baik di rumah, warung internet
maupun melalui ponsel. Sementara itu, rata-rata alokasi uang saku remaja Desa
Pangradin digunakan untuk biaya lain, seperti menabung atau diberikan kepada
orang tua bagi yang bekerja dengan persentase 30 persen atau sebesar Rp86.633
per bulan.
·
Jurnal
kedua
Dari sejumlah
aktivitas internet yang diajukan peneliti saat melakukan penyebaran kuesioner
ditemukan bahwa terdapat beberapa aktivitas internet yang dilakukan kalangan
remaja diperkotaan, antara lain:
- Mencari sumber-sumber/bahan-bahan
terkait dengan mata pelajaran atau tugas sekolah
- Mencari informasi kesehatan
- Mencari berita atau informasi
peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di dunia, baik di
dalam negeri maupun luar negeri
- Mencari informasi pendidikan
selanjutnya
- Mencari informasi terkait dengan hobi
atau minat, seperti: otomotif, membaca buku, dll.
- Mencari informasi hiburan
- Mengirim atau menerima pesan email
- Mengunjungi situs social networking,
seperti: friendster, facebook,myspace,dll.
- Mencari gambar, seperti: kartun, wallpaper,
screen saver, artis yang disukai, dll
- Chatting dengan teman atau
orang lain
- Men-download lagu
- Mengirim atau menerima pesan email
- Bermain game online
- Mengunjungi situs-situs pornografi
- Blogging
- Membeli produk secara online, misalnya
buku, musik, mainan atau pakaian
- Membaca komik online
Untuk mengetahui kepentingan-kepentingan
penggunaan internet dari aktivitas-aktivitas internet yang dilakukan kalangan
remaja di perkotaan tersebut peneliti mengacu klasifikasi kepentingan
penggunaan internet yang ditemukan Wayne Buente dan Alice Robbin (2008) dengan
mengidentifikasi terlebih dahulu aktivitas-aktivitas internet apa sajakah yang
dilakukan remaja perkotaan, kemudian dilakukan probing terhadap beberapa
responden dengan tujuan untuk mengetahui alasan atau untuk kepentingan
apasajakah sebenarnya bagi sebagain besar responden melakukan
aktivitas-aktivitas internet tersebut.
·
Jurnal Ketiga :
Berdasarkan hasil analisis data
yang dilakukan menunjukan koefisien korelasi dari keduanya sebesar 0,158 dengan
probabilitas sebesar 0,003 (p < 0,05). Nilai tersebut menunjukan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri dengan intensitas
peggunaan facebook pada remaja. Artinya bahwa semakin tinggi kontrol
diri maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan facebook pada
remaja, sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka semakin rendah pula
intensitas penggunaan facebook pada remaja. Dalam penelitian ini juga
dilakukan analisis regresi untuk mengetahui sejauh mana kontrol diri
berkontribusi terhadap intensitas penggunaan facebook pada remaja.
Berdasarkan nilai signifikansi yang didapat dari hasil analisis regresi
sederhana yang dilakukan, mendapatkan nilai probabilitas P = 0,003 lebih kecil
dari 0,05 (0,003 < 0,05) yang menunjukan bahwa variabel intensitas penggunaan
facebook dipengaruhi oleh variabel kontrol diri. Kontribusi variabel
kontrol diri terhadap intensitas penggunaan facebook pada remaja sebesar
25%. Artinya bahwa masih terdapat 75% intensitas penggunaan facebook pada
remaja dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan analisis data tersebut, menunjukan bahwa kontrol
diri memiliki hubungan positif atau hubungan berbanding lurus dengan intensitas
penggunaan facebook pada remaja, dimana semakin tinggi kontrol diri maka
semakin tinggi pula intensitas penggunaan facebook pada remaja dan
begitu pula sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka semakin rendah
intensitas penggunaan facebook pada remaja. Uraian diatas menunjukan
bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “ada hubungan negatif antara kontrol
diri dengan intensitas penggunaan facebook pada remaja” secara prosedur
tidak diterima. Pembentukan tinggi rendahanya intensitas penggunaan facebook
pada remaja bisa dilihat melalui perceived behavior control (PBC).
PBC adalah ukuran sejauh mana individu percaya tentang mudah atau sulitnya
menampilkan tingkah laku tertentu (Hogg & Vaughan dalam Inayati, 2011).
Adapun menurut Felman (dalam Inayati, 2011) PBC adalah persepsi tentang
kesulitan atau kemudahan dalam melaksanakan tingkah laku, berdasarkan pada
pengalaman sebenarnya dan hambatan yang diantisipasi dalam melaksanakan tingkah
laku tertentu. Jika dilihat dari pengertian PBC, intensitas penggunaan facebook
yang tinggi dipengaruhi oleh keyakinan pengguna tentang manfaat yang
didapatkan ketika menggunakan facebook. Keyakinan tentang manfaat ini
berupa, bisa berkomunikasi dengan teman-teman, bersosialisasi dan menambah
relasi, juga mencari informasi-informasi yang dibutuhkan. Keyakinan-keyakinan
itulah yang turut berpartisipasi dalam membentuk intensitas penggunaan facebook
yang tinggi. Begitu pula sebaliknya ketika keyakinan yang terbentuk kecil
maka intensitas penggunaan facebook juga cenderung rendah.
·
Jurnal
Keempat :
Beberapa penelitian lain difokuskan pada bagaimana
kecenderungan individu dan sikap terhadap interaksi sosial mempengaruhi
penggunaan Internet. Nie [29] berpendapat bahwa frekuensi penggunaan Internet
secara positif berhubungan dengan sosialitas. Menurut penelitian ini,
mereka yang bergabung dalam kegiatan sosial lebih aktif memiliki kecenderungan
kuat untuk menggunakan Internet, dan frekuensi penggunaan Internet memiliki
hubungan negatif dengan frekuensi komunikasi dan kontak sosial dengan orang
lain. Beberapa peneliti juga menyatakan kecemasan mereka tentang efek negatif
penggunaan Internet. Dari hasil kuesioner didapatkan data bahwa 28% siswa pernah mengalami cyberbullying
dan 1% siswa mengatakan sering mengalaminya. Selanjutnya berusaha
didapatkan data dimana cyberbullying ini kerap terjadi. 55% siswa
mengatakan cyberbullying terjadi pada saat mereka berada di lingkungan
sekolah dan 45% mengatakan cyberbullying terjadi pada saat mereka berada
di luar lingkungan sekolah. Dari 29% siswa yang pernah dan sering mengalami cyberbullying
didapatkan fakta 70% siswa mengatakan bahwa serangan hanya terjadi satu
atau dua kali saja lalu berhenti, 17% mengatakan mendapatkan perlakuan tersebut
beberapa kali dalam satu minggu, 6% mendapatkan perlakuan tersebut satu minggu
sekali, dan 6% siswa mendapatkan perlakuan tersebut 2 atau 3 kali setiap
bulannya. Salah satu karakterisik dari cyberbullying adalah terjadi
secara berulang kali. Pada data di atas, angka 70% yang mengatakan bahwa
serangan hanya terjadi satu atau dua kali saja lalu berhenti, meskipun itu
membawa dampak yang menyakitkan juga untuk korban tetapi belum bisa dimasukkan
dalam kategori cyberbullying.
·
Jurnal
Kelima :
Dampak
Pemanfaatan Internet terhadap Siswa
Dampak internet
terhadap pelajar sekolah menengah atas ditinjau dari dua
dimensi yaitu
dimensi dampak positif dan dimensi dampak negatif. Masing- masing dimensi
tersebut dibagi menjadi beberapa indikator yang dijelaskan
sebagai berikut
:
Dampak Positif
1. Internet
bermanfaat sebagai Media Informasi
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media informasi
yaitu
mendapatkan manfaat dengan taraf sedang sebanyak 41 orang (45,05%),
manfaat tinggi
sebanyak 31 orang (34,07%) dan rendah sebanyak 19 orang
(20,88%). Temuan
ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan manfaat lumayan banyak dari
internet sebagai media informasi.
2. Internet
bermanfaat sebagai Media Komunikasi
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media komunikasi
yaitu
mendapatkan manfaat dengan taraf sedang sebanyak 45 orang (49,45%), dan rendah
sebanyak 46 orang (50,55%). Temuan ini mengindikasikan bahwa para siswa
mendapatkan manfaat tidak terlalu banyak dari internet sebagai media
komunikasi. Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar SMA Di Surabaya 10
3. Internet
bermanfaat sebagai Media Belajar
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media belajar yaitu
mendapatkan
manfaat dengan taraf tinggi sebanyak 40 orang (43,96%), sedang
sebanyak 32
orang (35,16%) dan rendah sebanyak 19 orang (20,88%). Temuan ini
mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan manfaat sangat banyak dari
internet sebagai media belajar.
4. Internet
bermanfaat sebagai Media Hiburan
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media hiburan
yaitu
mendapatkan manfaat dengan taraf sedang sebanyak 49 orang (53,85%) dan tinggi
sebanyak 37 orang (40,66%). Temuan ini mengindikasikan bahwa para swa
mendapatkan manfaat sangat banyak dari internet sebagai media hiburan.
5. Internet
bermanfaat sebagai Media Bisnis dan Perdagangan
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media bisnis dan
perdagangan
yaitu mendapatkan manfaat dengan taraf tinggi sebanyak 36 orang
(53,85%), rendah
sebanyak 32 orang (35,16%) dan sedang sebanyak 23 orang
(25,27%). Temuan
ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan manfaat cukup banyak dari
internet sebagai media bisnis dan perdagangan.
Dampak Negatif
1. Internet
menyebabkan sifat sosial pada siswa berkurang.
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 55 orang (60,44%), sedang sebanyak 30
orang (32,97%)
dan rendah sebanyak 6 orang (6,59%). Temuan ini
mengindikasikan
bahwa para siswa mendapatkan dampak hanya sedikit pada
berkurangnya
sikap sosial pada para penggunanya.
2. Internet
menyebabkan pola interaksi siswa berubah
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf sedang sebanyak 50 orang (54,95%), dan tinggi sebanyak 26 orang (28,57%).
Temuan ini mengindikasikan bahwa intensitas pemanfaatan
internet
memberikan dampak yang lumayan besar pada penurunan pola interaksi siswa.
Intensitas yang tinggi pada pemanfaatan internet membuat seseorang hanya
berinteraksi secara maya melalui internet. Intensitas yang tinggi dalam
berinternet menyebabkan seseorang tidak lagi membutuhkan intensitas yang tinggi
dengan orang-orang di lingkungannya di dunia nyata.
Elfan Rahardian
K. Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar SMA Di Surabaya 11
3. Internet
menyebabkan siswa mengetahui tindakan kejahatan
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 67 orang (73,63%), dan sedang sebanyak
20 orang
(21,98%). Temuan ini mengindikasikan bahwa intensitas pemanfaatan
internet
memberikan dampak relatif sangat kecil terhadap kecenderungan siswa
mengenali dunia
kriminalitas. Sebagai pelajar, seseorang akan cenderung lebih
mengutamakan
kebutuhannya dalam belajar dibandingkan dengan kegiatan lain.
4. Internet
menyebabkan siswa mengetahui tindakan kejahatan
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 53 orang (58,24%), dan sedang sebanyak
34 orang
(37,36%). Temuan ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan dampak
relatif rendah dari kecenderungan siswa untuk memiliki kebiasaankebiasaan
buruk. Siswa yang intensitasnya tinggi menggunakan internet tidak mudah
terseret arus untuk mengikuti hal-hal yang tidak berguna dan mengeluarkan biaya
khusus. Intensitas pemanfaatan internet yang tinggi tidak banyak mempengaruhi
siswa, banyak siswa tidak terlalu pengaruh dengan dampak pemanfaatan internet
sehingga tidak menjadi kecanduan hal negatif. Menurut Zakiah (2007), dampak
negatif internet salah satunya yaitu dapat membuat seseorang kecanduan,
terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya
untuk melayani kecanduan tersebut. Menurut observasi yang dilakukan, kecanduan
hal negatif di internet bukan saja mengenai pornografi, namun juga ketagihan
berlangganan kupon permainan. Dalam penelitian ini, ketersediaan gambar
telanjang bukan hal utama dalam pemanfaatan internet yang dilakukan oleh para
siswa karena lebih banyak siswa yang kurang setuju dibandingkan dengan siswa yang
setuju terhadap hal tersebut. Demikian juga kegiatan menghamburhamburkan uang
yang dilakukan setelah menggunakan internet tidak disukai oleh para siswa,
terbukti bahwa jumlah yang tidak setuju dan kurang setuju merupakan jumlah
dominan pada perkara membuang-buang uang untuk urusan yang kurang penting.
KESIMPULAN
Internet dan teknologi-teknologi lain yang berkaitan
tumbuh menjamur dalam tahun-tahun terakhir ini. jutaan situs web tersedia dan
penggunaan email menjadi sesuatu yang biasa. Anak yang sering bermain game online karena
kurangnya perhatian dari kedua orang tua, ingin hiburan yang dapat dilakukan
bersama teman sebaya yang seru, menarik dan animasi yang bagus. Pencegahan pengaruh negative dari jejaring sosial
dapat di lakukan mulai dari orang-orang terdekat individu tersebut, seperti
orang tua, teman, dan saudara, dan kita sebagai manusia juga harus bersikap
kritis dan waspada jangan mudah terbawa arus modern yang sekarang sedang
melanda kehidupan, jangan pernah menjadikan jejaring-jejaring sosial tersebut
menjadi seperti sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan, namun jadikan jejaring
sosial sebagai media yang bermanfaat untuk membantu kehidupan manusia bukan
malah menghambatnya dan menyebabkan ketidaknormalan.
SARAN
Saran yg ditujukan kepada peneliti :
1. dengan adanya kasus – kasus diatas menunjukan
suatu perubahan ataupun dampak internet dikalangan remaja bahkan dewasa .
2. Peneliti sudah jelas dalam menerangkan metode
maupun dalam kesimpulan.
3. Dalam menjelaskan dampak negative dan positif nya
pun sudah jelas karena memiliki sumber yg nyata .
4. Bahasa yang di pakai oleh peneliti mudah
dipahami.
5. Pembahasannya singkat namun jelas.
Referensi Jurnal :
- Ekasari
P. & Darmawan Arya .H (2012). Dampak
Sosial Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet
Dalam Kehidupan Remaja di Pedesaan. Vol 06 No 01.
- Qomariah
Nur A. (2010). Perilaku Penggunaan Internet pada
Kalangan Remaja di Perkotaan. Vol 03 No 1.
- Ruhban A. (2013). Kontrol Diri dan Intensitas Penggunaan Facebook pada Remaja. Vol 01
No. 02.
- Flourensia Sapti Rahayu. (2010). Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif
Penggunaan Teknologi Informasi. Vol 08 No 01.
- Elfan Rahadian K. (2010) . Pemanfaatan Internet dan Dampaknya pada Pelajar Sekolah Menengah
Atas. Vol 5 No 02