Selasa, 04 Februari 2014

Karya Sastra Tahun 60an

Diposting oleh Unknown di 18.41
Contoh cover novel



Judul             : Pertemuan Dua Hati
Pengarang      : N.H.Dini 
Penerbit         : PT.Gramedia pustaka utama
Kelebihan       : 
1. Covernya cukup menarik dengan warna-warna yang menarik. 
2. Tulisan dan bahasanya mudah di mengerti dan mudah di baca.
Kekurangan    : 
1. Kertasnya kusam 
2. Tidak terdapat gambar di setipa halaman sehingga kurang menarik 
Kerangka Novel Di sebuah kota hidup seorang gadis yang bernama Suci. Ia ingin menjadi sekertasi. Ia menikah dengan seorang pria yang berprofesi sebagai montir. Ia pindah ke kota lain mengikuti suaminya. Wasito hanya membuat onar dikelas. Wasito adalah anak yang baik dan pintar. Akhirnya Wasito menjadi anak yang pintar di kelas. Sinopsis novel Di sebuah kota hidup seorang gadis yang bernama Suci. Ia ingin sekali menjadi seorang sekertaris. Tetapi orang tuanya menginginkan dia untuk menjadi seorang guru. Akhirnya ia pun menuruti kehendak orang tuanya. Hingga suatu hari ia pun menikah dengan seorang pria yang berfrofesi sebagai montir. Ia pun di karuniai 3 orang anak. Karena pekerjaan suaminya itu, ia pun harus pindah ke kota lain mengikuti suaminya.Suci pun melamar sebagai guru baru di sebuah sekolah, dan anaknya pun bersekolah di sekolah itu. Sehari setelah ia mulai bekerja di sekolah itu, ia berusaha untuk mendapat mengenal dan memahami anak didiknya satu persatu. Ia memiliki seorang murid yang sedikit aneh dan bandal. Anak itu bernama Wasito. Setiap harinya Wasito hanya membuat onar di kelas, dan mengganggu teman-temannya. Suatu hari ibu Suci ingin berkunjung kerumah nenek Wasito, karena Wasito tingal disana.Ia ingin mengetahui sebab-sebab mengapa Wasito bertingka seperti itu. Sesampainya di rumah neneknya, ibu Suci pun mulai berbincang-bincang dengan nenek Wasito. Nenek Wasito pun menceritakan semua hal tentang Wasito. Ternyata Wasito itu hanyalah seorang anak yang kurang perhatian dan kasih saying dari kedua orang tuanya. Sebenarnya ia adalah seorang anak yang pintar dan baik. Setelah mengetahui itu semua, ibu Suci pun membantu membimbing Wasito untuk menjadi lebih baik. Hingga suatu hari ibu Suci pun berhasil. Wasito menjadi anak yang pintar di kelas. Dan menjadi juara kelas. 
Tema              : pertemuan dua hati 
Alur              : Mundur-Maju. 
Latar             : 
a. Tempat         :
1. Dirumah 
2.Disekolah 
b. Waktu          :
1. Siang 
2. Pagi 
3. Sore 
Tokoh            : Suci, suaminya, nenek Wasito, dan Wasito 
Amanat        : Mesitnya orang tua memberikan perhatian kepada anaknya agar tidak menjadi nakal. 


  •      CIRI NOVEL KARYA ANGKATAN 60-70AN

Sejarah Munculnya Angkatan ’60-70AN
Pada periode 60-an muncul adanya angkatan, yaitu angkatan ‘66. Lahirnya angkatan ‘66 ini didahului adanya kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia yang disebabkan ulah teror politik yang dilakukan PKI dan ormas-ormas yang bernaung dibawahnya. Angkatan ‘66 mempunyai cita-cita ingin adanya pemurnian pelaksanaan Pancasila dan melaksanakan ide-ide yang terkandung di dalam Manifest Kebudayaan. Tumbuhnya angaktan ‘66 sejalan dengan tumbuhnya aksi-aksi sosial politik di awal angkatan ‘66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk memperjuangkan Tritura.
Munculnya nama angkatan ‘66 telah diumumkan oleh H.B. Jassin dalam majalah Horison nomor 2 tahun 1966. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa angkatan ‘66 lahir setelah ditumpasnya pengkhianatan G.30S/PKI. Penamaan angkatan ‘66 ini pun mengalami adu pendapat. Sebelum nama angkatan ‘66 diresmikan, ada yang memberi nama angkatan Manitest Kebudayaan (MANIKEBU). Alasan penamaan ini karena Manifest Kebudayaan yang telah dicetuskan pada tahun 1963 itu pernyataan tegas perumusan perlawanan terhadap penyelewengan Pancasila dan perusakan kebudayaan oleh Lekra/PKI. Beberapa sastrawan merasa keberatan dengan nama angkata manikebu. Mereka berpandangan bahwa sastrawan yang tidak ikut menandatangani atau mendukung Manifest Kebudayaan akan merasa tidak tercaku di dalamnya, meskipun hasil ciptaannya menunjukkan ketegasan dalam menolak ideologi yang dibawa oleh PKI dalam lapangan politik dan kebudayaan.
Istilah angkatan ‘66 yang dikemukakan oleh H.B. Jassin melalui antologinya mendapat beberapa tanggapan dari berbagai pihak pengarang, diantaranya adalah Ajib Rosidi. Ajib menganggap bahwa penamaan dan pengajuan tesis mengenai angkatan ‘66 itu kurang dapat dipertanggungjawabkan. H.B. Jasssin sendiri berpendapat bahwa angkatan ‘66 ini sejalan dengan tumbuhnya aksi-aksi sosial politik di awal angkatan ‘66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk memperjuangkan Tritura. H.B. Jassin merumuskan bahwa sastra angkatan ‘66 adalah sastra yang diwarnai oleh protes dan perjuangan menegakkan keadilan berdasarkan kemanusiaan. Berdasarkan teori tersebut H.B. Jassin berpendapat bahwa tahun 1966 merupakan tahun lahirnya suatu generasi dan konsep baru dalam sastra yang kemudian disebutnya dengan nama angkatan ‘66.

Ajib Rosidi melihat bahwa teori Jassin tidak konsisten, terutama dalam menunjukkan sastrawan-sastrawan yang dianggap mewakili angkatan ‘66. A.A. Navis contohnya ia disebutkan sebagai pengarang angkatan ‘66, namun sastrawan ini muncul sejak tahun 1950-an. Hal ini sebagai dasar Ajib Rosidi dalam menanggapi pendapat H.B. Jassin. Ia tidak melihat teori Jassin ini dapat diterapkan untuk menyebut lahirnya angkatan ‘66. Masyarakat sastra pada umumnya sudah terlanjur menerima pernyataan H.B. Jassin sehingga dalam ilmu sastra pun terdapat penamaan angkatan ‘66.
Pada saat menjelang tahun 1970-an sastra perotes sudah tidak bergema lagi seperti awal tahun 1960-1966. Sastra protes tersebut tercermin pada kumpulan sajak Taufik Ismail, yaitu: Tirani dan Benteng. Awal tahun 70-an mulai berkembang sastra populer dan bermunculan majalah hiburan, majalah wanita, majalah profesi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gema angkatan ‘66 tidak dimulai pada tahun 1966 tetapi pada tahun 1966 justru angkatan ‘66 mulai berakhir.
Uraian di atas telah jelas dijelaskan bahwa keadaan sastra dipengaruhi oleh situasi pada saat itu. Meskipun keadaan sosial budaya dan politik tidak stabil, namun sastra angkatan ‘66 ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terutama pada genre prosa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Olive's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review