Rabu, 28 Oktober 2015

Psikologi Manajemen (softskill)

Diposting oleh Unknown di 19.54 0 komentar
      Assalamualaikum Wr, Wb
      Selamat malam, post blog kali ini bertujuan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Psikolog       Managemen. Semoga bermanfaat dan selamat membaca...




Sejarah & Definisi
  

A.    Sejarah Psikologi Manajemen

     
     Pada awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

Gerakan manajemen ilmiah sebenarnya telah dimulai sekitar abad yang lalu,dimana para insyinur Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara – cara baru untuk mengelolah suatu perusahaan. Beberapa variabel yang di pehatikan dalam manajemen ilmiah adalah :

  • .       Pentingnya peranan manajer dalam menggerakkna dan meningkatkan produktivitas perusahaan. 
  •     Pengangkatan dan pemanfaaatan tenaga kerja dengan persyaratan – persyaratannya. 
  •     Tanggung jawab kesejahteraan pegawai dan karyawan. 
  •     Kondisi yang cukup untuk meningkatan produktivitas kerja.

 B.     Pengertian Manajemen

Menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Follet manajemen merupakan ilmu dan seni. Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005).
Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-faktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002). Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan. Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.



Ada 4 fungsi utama dalam manajemen :

- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing),
- Pengarahan (Actuating/Directing)
- Pengawasan (Controlling)


 C.    Hubungan dengan Psikologi: 

         Ilmu psikologi berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan laim- laim dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan/SDM (Sumber Daya Manusia) dari suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi kepada pelanggan atau rekan kerjanya dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada pekerjaan dan perusahaannya. 
 Kesimpulannya psikologi manajemen ialah  suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan funsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    

Komunikasi




Definisi Komunikasi



     Orang memulai, merubah, serta mengakhiri suatu hubungan dengan jalan berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi adalah saluran mereka untuk mempengaruhi serta mekanisme mereka untuk melakukan perubahan. Akhir – akhir ini didalam organisasi industri masalah berkomunikasi tentang komunikasi telah menjadi populer yaitu berbicara dan menulis tentang pentingnya komunikasi. Pembicaraan tentang komunikasi adalah tepat sebab sebetulnya komunikasi adalah suatu dimensi yang kritis dan organisasi. Dance (1970) menghimpun tidak kurang dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif : mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis. Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)” (1953:12). Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagi usaha ”menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambing-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan 6 pengertian komunikasi :
1.      Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sitem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2.      Pennyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3.      Pesan yang disampaikan.
4.      (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5.      (K. Lewin). Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6.      Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Daftar pengertian diatas, menunnjukan rentangan makna komunikasi sebagaiman digunakan dalam dunia psikologi. Bila diperhatikan, dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energy, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebgai proses, sebagai pesan, sebagai pengruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebutkan komunikasi pada penyampaian energy dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara berbagai sistem dalam diri organisme dan diantara organisme. 

Dimensi komunikasi

Pembicaraan tentang komunikasi adalah tepat sebab sebetulnya komunikasi adalah suatu dimensi yang kritis dan organisasi. Berikut adalah dimensi komunikasi :
1.      Isi
Saat dua orang sedang berbicara sesuatu contoh A dengan B. Poses tersebut mempunyai suatu isi. Mereka mungkin membicarakan tentang permainan baseball, atau masalah bisnis, ataupun masalah seks. Apabila kita bersuara di suatu percakapan biasanyan isi pertaman –tamanya adalah mengenai diri kita. Memang isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dah ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapet melihat adanya pembagian golongan dalam isi. Kita dapat membeda – bedaakan kategori  dari jenis isi, misalkan apakah hal itu merupakan fakta atau perasaan.

2.      Bising
Ada percakapan yang relatif terjadi dengan bising (noise), sedangkan yang lainnya relatif tanpa bising. Didalam konteks ini “bising” berarti hal –hal  yang menggangu  pengiriman. Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A.kita juga perlu memikirkan danya suara –suara psikologis, seperti misalnya pemikiran B tentang hal – hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengar apa yang dikatakan A.  Bahasa dan suara kode mungkin menyebabkan kesukaran bagi B untuk mendengarkannya ia tidak memahami kata – kata yang dipergunakan oleh A didalam cara sebagaimana A memahaminya. Ini dapat mengakibatkn kesalahan presepsi. Berlebih – lebihan merupakan salah satu senjata umum yang paling banyak dipergunakan untuk melawan bising . seama adanya bising , berlebih – lebihan adalah membantu meneruskan isi, dan merupakan hal yang “tidak efisien.

3.      Jaringan komunikasi
Biasanya kita berfikir bahwa percakapan antara A dan B adlah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu terutama diorganisasi , ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap hatus dinyatakan pleh bagan organisai kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melaliu C dan D. Bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh siatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

4.      Arah komunikasi
Satu dimensi lagi dari nproses komunikasi tersebut penting untuk diketahui, terutama karena hal itu telah sangat sukar untuk dikuasai didalam kepustakaan mengenai kepemimpinan. Hal itu ialah arah komunikasi  - satu arah atau dua arah. Lagi – lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B sejauh mana pu ganguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B dengan cara satu arah atau dua arah.

Komunikasi satu – arah versus komunikasi dua – arah.

          Pada dasarnya masalah kita dalah menjelaskan perbedaan antara dua situai ini, (1) satu orang, A berbicara kepada orang lain, yaitu B, tanpa balasan pembicaraan dari B kepada A, versus (2) percakapan dari A kepada B dengan percakapan balasan dari B kepada A. Perbedaan –perbedaan dapat dijelaskan paling baik dengan jalan menguji suatu metode terhadap metode yang lain.

Komunikasi satu arah adalah sangat cepat dari pada komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah adalah lebih tepat dari pada komunikasi satu arah. Para penerima lebih yakin terhadap diri mereka sendiri dan membuat penilaian – penilaian yang lebih benar tentang seberapa betul atau seberapa salah mereka didalam sistem komunikasi dua arah. Si pengirim mendapatkan dirinya merasa menghadapi serangan didalam sistem komunikasi dua arah, sebab para penerimanya menangkap kesalahan – kesalahan tersebut. Si penerima mungkin membuat ucapan sindiran tentang kecerdasan dan keahlian si pengirim, dan, jika si penerima berusaha terlalu keras dan menjalankan tugas secara serius, mereka mungkin betul –betul menjadi marah kepada si pengirim, dan juga sebaliknya. Metode komunikasi dua arah  secara relatif adalah sangat gaduh dan kurang tertib – adanya orang yang mencela pembicaraan si pengirim dan menyela satu sama lain, adanya orang yang paling lamban menghalangi orang – orang lainnya, dan sebagainya. Metode satu arah, dipihak lain nampak rapi dan efisien bagi seorang pengamat dari luar, tetapi komunikasinya kurang teliti


Komunikasi Satu Arah dan Komunikasi Dua arah Sesungguhnya adalah Dua metode yang Berbeda  Satu Sama Lain.

     Komunikasi dua arah adalah suatu strategi yang lain lagi, yaitu semacam strategi yang bersifat “lokal” , dimana si pengirim mulai dengan melewati suatu jalan , meneruskan sedikit lagi dan kemudian ia menemukan dirinya berada pada rel yang salah , memebelok lagi, dan sebagainya.  Dengan definisi kita tentang komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah dalam organisasi dapat dikemukakan secara berbeda dari pada biasanya. Hal itu disebabkan karena kini kita dapat melihat konflik yang jelas anatara efisensi jangka pendek dari komunikasi dua arah dengan kebutuhan jangka panjang untuk memelihara kekuasaan dan wewenang pada bermacam-macam tingkatan hirarki.

Rintangan dalam Proses Komunikasi.

     Didalam dunia yang nyata, tentu saja rintangan-rintangan itu mungkin lebih besar dan jauh lebih banyak. Dalam rintangan proses komunikasi terdapat suatu moral yaitu bahwa jika seseorang menghendaki komunikasi dua arah di dalam organisasinya, ia lebih baik merencanakan sungguh-sungguh untuk melaksanakannya. Sebab hal itu tidak akan terjadi secara demikian saja atau dengan mengeluarkan suatu pengumuman.


Mempengaruhi Prilaku



Pusat perhatian  telah diarahkan kepada beberapa aspek umum dari banyak situasi perubahan prilaku. Pertama – pertama, kita telah selalu ingat bahwa perubahan adalah suatu proses emosional yang sangat tinggi. Penghargaaan itu seharusnya membawa si pengubah kearah memperlakukan logika sebagai sesuatu yang berguna tetapi merupakan alat yang sangat tebatas kekuatannya untuk mengubah.
            Si pengubah, A mempunyai masalah yang serius untuk mengerti tentang apa yang tengah dilakukannya. Sering para A betul –betul tidak mengerti tentang apa yang sedang mereka lakukan atau mengapa mereka melakukannya. Motif – motif mereka mengapa melakukannya sebagian tidak disadari dan tidak terlihat dan demikian pula tujuan – tujuan mereka. Kesiapan pemikiran yang maju dari tujuan – tujuan seseorang dapat menyebabkan sesuatu peninjauan kembali terhadap tujuan –tujuan atau bahkan penghentian dari suatu proyek perubahan.
            Pihak yang diubah harus mempunyai kekuasan untuk memutuskan apakah ia akan berubah atau tidak akan berubah. A dapat mempengaruhi keputusan tersebut tetapi ia tidak dapat membuatnya. Hal ini dapat disebabkan karena keputusan yang dibuat oleh B merupakan integrasi dari kekuatan – kekuatan yang dibebankan kepadanya oleh A bersama dengan sejumlah besar kekuatan – kekuatan dalam diri B yang tidak dapat dikuasai oleh A.
            Sementara A berusaha keras untuk memahami alasan – alasan B tentang perilakunya sekarang sebelum berusaha mengubah perilaku tersebut. Sementara orang lainnya tidak melakukan usaha semacam itu tetapi gantinya melihat kesamaan kesamaan yang diamati pada semua manusia. Sampai pada taraf tertentu ada keuntungan dari diagnosa tentang B. Tetapi jika B harus menguasai keputusan untuk berubah, maka mungkin lebih penting bahwa B membuat diagnosa tentang dirinya sendiri ketimbang A membuat diagnosa tentang B. Lagipula, proses diagnosa wenang oleh A terhadap B. Dan faham otoriter ini juga mengasumsikan sejenis B yang akan menerima hidup dengan peraturan – peraturan yang tidak pribadi serta perjanjian – perjanjian sosial.



Daftar Pustaka


Thoha, M (2005). Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Hasibuan, S.P. (2007) Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara

Budiyono, Haris. A. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu


Leavitt, H.J (1997), Psikologi Manajemen,Jakarta :Erlangga


Nama : Olivia Resty Amallia
NPM  : 1613783
Kelas  : 3PA05

Psikologi Manajemen (Kekuasaan)

Diposting oleh Unknown di 01.06 0 komentar
Banyak pengertian kepemimpinan (dalam Wahjosumidjo) , di antaranya adalah “Leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal”. Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dari tiga pengertian tersebut di atas, jelas bahwa kepemimpinan itu adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan, baik tujuan tersebut telah ditetapkan atau tujuan lain yang lebih luas. Upaya tersebut lebih bersifat hubungan antar pribadi.

Pengertian Pemimpin
Seperti halnya kepemimpinan, pengertian pemimpin juga banyak, di antaranya adalah:

a) Pemimpin adalah anggota dalam kelompok yang mempengaruhi kegiatan kelompok.
b) Pemimpin adalah salah seorang anggota yang terkemuka dari suatu kelompok atau organisasi yang begitu berpengaruh terhadap kegiatan dari anggota kelompoknya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi dalam kelompok, berpengaruh terhadap orang lain sesuai dengan peranannya dalam posisi itu, mengkoordinir secara langsung dalam memelihara dan mencapai tujuan kelompok.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki status tertinggi di dalam kelompoknya, mendapat kepercayaan untuk membawa kelompok ke arah tujuan bersama.

Kekuasaan

Wewenang yang dibicarakan disini adalah jenis kekuasaan remi, yang diorganisir , menjadi sistem peranan yang syah secara semu (quasi-legal). Dalam bab ini memusatkan perhatian kepada kekuasaan yang memaksa – yaitu pemerasan, tekanan, ancaman- yang merupakan taktik kekuasaan yang sering kita pandang rendah, tetapi digunakan juga.
  • Kekuasaan sebagai pengurangan 

Kita tidak perlu mengingatkan pembaca bahwa banyak dari pengaruh yang dipraktekan di dunia mengambil bentuk pemerasan, terror (perbuatan sewenang-wenang) dan ancaman. Taktik kekuasaan yang memaksa semacam itu biasanya bergantung kepada pengurangan (atau ancaman pengurangan) terhadap sarana-sarana pemuasan kebutuhan orangain, disertai dengan suatu tuntutan perubahan perilaku. Usaha untuk mempengaruhi dengan pengurangan mungkin tidak berhasil karena beberapa alasan sang penyelia mungkin telah salah menilai perlunya ancaman tersebut.
  • ·      Kekuasaan yang memaksa dan ketergantungan


Ada jenis lain dari  ketergantungan yang untuk kebanyakan dari kita telah menjadi sangat  implisit dan sangat meresap sehingga kita sekalipun jrang menyadarinya. Ketergantungan tersebut adalah ketergantungan yang menyangkut hubungan kita dengan hubungan kumpulan orang yang kita sebut masyarakat. Pada hakekatnya hal itu adalah ketergantungan kita kepada hukum dan peraturan-peraturan, pengharapan kita bahwa orang-orang lain di jalan, semua oranglain akan mematuhi peraturan-peraturan sosial sampai kepada yang paling ringan dalam interaksi mereka dengan kita. Apabila ketergantungan tersebut dilanggar, bila salah seorang dari kita dibegal atau seseorang memecahkan sebuah jendela rumah kita, maka kita mulai menghargai,  baik keadaan ketergantungan kita kepada peraturan-peraturan masyarakat maupun kerapuhan dari peraturan-peraturan ini. Jika kita mempertimbagkan sisi lain dari uang logam yang sama, kita dapat memahami penemuan yang menggembirakan tentang kekuasaan yang terdapat bersama-sama dengan pelanggaran yang sukses terhadap peraturan-peraturan sosial. Betapa hal itu pasti menyenangkan bagi para mahasiswa bila mereka menemukan kerapuhan dari universitas, yang berarti menemukan otot-otot mereka sendiri sebagaimana adanya.      
 

Olive's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review