Rabu, 28 Oktober 2015

Psikologi Manajemen (softskill)

Diposting oleh Unknown di 19.54 0 komentar
      Assalamualaikum Wr, Wb
      Selamat malam, post blog kali ini bertujuan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Psikolog       Managemen. Semoga bermanfaat dan selamat membaca...




Sejarah & Definisi
  

A.    Sejarah Psikologi Manajemen

     
     Pada awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

Gerakan manajemen ilmiah sebenarnya telah dimulai sekitar abad yang lalu,dimana para insyinur Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara – cara baru untuk mengelolah suatu perusahaan. Beberapa variabel yang di pehatikan dalam manajemen ilmiah adalah :

  • .       Pentingnya peranan manajer dalam menggerakkna dan meningkatkan produktivitas perusahaan. 
  •     Pengangkatan dan pemanfaaatan tenaga kerja dengan persyaratan – persyaratannya. 
  •     Tanggung jawab kesejahteraan pegawai dan karyawan. 
  •     Kondisi yang cukup untuk meningkatan produktivitas kerja.

 B.     Pengertian Manajemen

Menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Follet manajemen merupakan ilmu dan seni. Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005).
Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-faktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002). Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan. Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.



Ada 4 fungsi utama dalam manajemen :

- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing),
- Pengarahan (Actuating/Directing)
- Pengawasan (Controlling)


 C.    Hubungan dengan Psikologi: 

         Ilmu psikologi berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan laim- laim dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan/SDM (Sumber Daya Manusia) dari suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi kepada pelanggan atau rekan kerjanya dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada pekerjaan dan perusahaannya. 
 Kesimpulannya psikologi manajemen ialah  suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan funsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    

Komunikasi




Definisi Komunikasi



     Orang memulai, merubah, serta mengakhiri suatu hubungan dengan jalan berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi adalah saluran mereka untuk mempengaruhi serta mekanisme mereka untuk melakukan perubahan. Akhir – akhir ini didalam organisasi industri masalah berkomunikasi tentang komunikasi telah menjadi populer yaitu berbicara dan menulis tentang pentingnya komunikasi. Pembicaraan tentang komunikasi adalah tepat sebab sebetulnya komunikasi adalah suatu dimensi yang kritis dan organisasi. Dance (1970) menghimpun tidak kurang dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif : mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis. Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)” (1953:12). Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagi usaha ”menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambing-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan 6 pengertian komunikasi :
1.      Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sitem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2.      Pennyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3.      Pesan yang disampaikan.
4.      (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5.      (K. Lewin). Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6.      Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Daftar pengertian diatas, menunnjukan rentangan makna komunikasi sebagaiman digunakan dalam dunia psikologi. Bila diperhatikan, dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energy, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebgai proses, sebagai pesan, sebagai pengruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebutkan komunikasi pada penyampaian energy dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara berbagai sistem dalam diri organisme dan diantara organisme. 

Dimensi komunikasi

Pembicaraan tentang komunikasi adalah tepat sebab sebetulnya komunikasi adalah suatu dimensi yang kritis dan organisasi. Berikut adalah dimensi komunikasi :
1.      Isi
Saat dua orang sedang berbicara sesuatu contoh A dengan B. Poses tersebut mempunyai suatu isi. Mereka mungkin membicarakan tentang permainan baseball, atau masalah bisnis, ataupun masalah seks. Apabila kita bersuara di suatu percakapan biasanyan isi pertaman –tamanya adalah mengenai diri kita. Memang isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dah ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapet melihat adanya pembagian golongan dalam isi. Kita dapat membeda – bedaakan kategori  dari jenis isi, misalkan apakah hal itu merupakan fakta atau perasaan.

2.      Bising
Ada percakapan yang relatif terjadi dengan bising (noise), sedangkan yang lainnya relatif tanpa bising. Didalam konteks ini “bising” berarti hal –hal  yang menggangu  pengiriman. Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A.kita juga perlu memikirkan danya suara –suara psikologis, seperti misalnya pemikiran B tentang hal – hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengar apa yang dikatakan A.  Bahasa dan suara kode mungkin menyebabkan kesukaran bagi B untuk mendengarkannya ia tidak memahami kata – kata yang dipergunakan oleh A didalam cara sebagaimana A memahaminya. Ini dapat mengakibatkn kesalahan presepsi. Berlebih – lebihan merupakan salah satu senjata umum yang paling banyak dipergunakan untuk melawan bising . seama adanya bising , berlebih – lebihan adalah membantu meneruskan isi, dan merupakan hal yang “tidak efisien.

3.      Jaringan komunikasi
Biasanya kita berfikir bahwa percakapan antara A dan B adlah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu terutama diorganisasi , ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap hatus dinyatakan pleh bagan organisai kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melaliu C dan D. Bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh siatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

4.      Arah komunikasi
Satu dimensi lagi dari nproses komunikasi tersebut penting untuk diketahui, terutama karena hal itu telah sangat sukar untuk dikuasai didalam kepustakaan mengenai kepemimpinan. Hal itu ialah arah komunikasi  - satu arah atau dua arah. Lagi – lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B sejauh mana pu ganguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B dengan cara satu arah atau dua arah.

Komunikasi satu – arah versus komunikasi dua – arah.

          Pada dasarnya masalah kita dalah menjelaskan perbedaan antara dua situai ini, (1) satu orang, A berbicara kepada orang lain, yaitu B, tanpa balasan pembicaraan dari B kepada A, versus (2) percakapan dari A kepada B dengan percakapan balasan dari B kepada A. Perbedaan –perbedaan dapat dijelaskan paling baik dengan jalan menguji suatu metode terhadap metode yang lain.

Komunikasi satu arah adalah sangat cepat dari pada komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah adalah lebih tepat dari pada komunikasi satu arah. Para penerima lebih yakin terhadap diri mereka sendiri dan membuat penilaian – penilaian yang lebih benar tentang seberapa betul atau seberapa salah mereka didalam sistem komunikasi dua arah. Si pengirim mendapatkan dirinya merasa menghadapi serangan didalam sistem komunikasi dua arah, sebab para penerimanya menangkap kesalahan – kesalahan tersebut. Si penerima mungkin membuat ucapan sindiran tentang kecerdasan dan keahlian si pengirim, dan, jika si penerima berusaha terlalu keras dan menjalankan tugas secara serius, mereka mungkin betul –betul menjadi marah kepada si pengirim, dan juga sebaliknya. Metode komunikasi dua arah  secara relatif adalah sangat gaduh dan kurang tertib – adanya orang yang mencela pembicaraan si pengirim dan menyela satu sama lain, adanya orang yang paling lamban menghalangi orang – orang lainnya, dan sebagainya. Metode satu arah, dipihak lain nampak rapi dan efisien bagi seorang pengamat dari luar, tetapi komunikasinya kurang teliti


Komunikasi Satu Arah dan Komunikasi Dua arah Sesungguhnya adalah Dua metode yang Berbeda  Satu Sama Lain.

     Komunikasi dua arah adalah suatu strategi yang lain lagi, yaitu semacam strategi yang bersifat “lokal” , dimana si pengirim mulai dengan melewati suatu jalan , meneruskan sedikit lagi dan kemudian ia menemukan dirinya berada pada rel yang salah , memebelok lagi, dan sebagainya.  Dengan definisi kita tentang komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah dalam organisasi dapat dikemukakan secara berbeda dari pada biasanya. Hal itu disebabkan karena kini kita dapat melihat konflik yang jelas anatara efisensi jangka pendek dari komunikasi dua arah dengan kebutuhan jangka panjang untuk memelihara kekuasaan dan wewenang pada bermacam-macam tingkatan hirarki.

Rintangan dalam Proses Komunikasi.

     Didalam dunia yang nyata, tentu saja rintangan-rintangan itu mungkin lebih besar dan jauh lebih banyak. Dalam rintangan proses komunikasi terdapat suatu moral yaitu bahwa jika seseorang menghendaki komunikasi dua arah di dalam organisasinya, ia lebih baik merencanakan sungguh-sungguh untuk melaksanakannya. Sebab hal itu tidak akan terjadi secara demikian saja atau dengan mengeluarkan suatu pengumuman.


Mempengaruhi Prilaku



Pusat perhatian  telah diarahkan kepada beberapa aspek umum dari banyak situasi perubahan prilaku. Pertama – pertama, kita telah selalu ingat bahwa perubahan adalah suatu proses emosional yang sangat tinggi. Penghargaaan itu seharusnya membawa si pengubah kearah memperlakukan logika sebagai sesuatu yang berguna tetapi merupakan alat yang sangat tebatas kekuatannya untuk mengubah.
            Si pengubah, A mempunyai masalah yang serius untuk mengerti tentang apa yang tengah dilakukannya. Sering para A betul –betul tidak mengerti tentang apa yang sedang mereka lakukan atau mengapa mereka melakukannya. Motif – motif mereka mengapa melakukannya sebagian tidak disadari dan tidak terlihat dan demikian pula tujuan – tujuan mereka. Kesiapan pemikiran yang maju dari tujuan – tujuan seseorang dapat menyebabkan sesuatu peninjauan kembali terhadap tujuan –tujuan atau bahkan penghentian dari suatu proyek perubahan.
            Pihak yang diubah harus mempunyai kekuasan untuk memutuskan apakah ia akan berubah atau tidak akan berubah. A dapat mempengaruhi keputusan tersebut tetapi ia tidak dapat membuatnya. Hal ini dapat disebabkan karena keputusan yang dibuat oleh B merupakan integrasi dari kekuatan – kekuatan yang dibebankan kepadanya oleh A bersama dengan sejumlah besar kekuatan – kekuatan dalam diri B yang tidak dapat dikuasai oleh A.
            Sementara A berusaha keras untuk memahami alasan – alasan B tentang perilakunya sekarang sebelum berusaha mengubah perilaku tersebut. Sementara orang lainnya tidak melakukan usaha semacam itu tetapi gantinya melihat kesamaan kesamaan yang diamati pada semua manusia. Sampai pada taraf tertentu ada keuntungan dari diagnosa tentang B. Tetapi jika B harus menguasai keputusan untuk berubah, maka mungkin lebih penting bahwa B membuat diagnosa tentang dirinya sendiri ketimbang A membuat diagnosa tentang B. Lagipula, proses diagnosa wenang oleh A terhadap B. Dan faham otoriter ini juga mengasumsikan sejenis B yang akan menerima hidup dengan peraturan – peraturan yang tidak pribadi serta perjanjian – perjanjian sosial.



Daftar Pustaka


Thoha, M (2005). Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Hasibuan, S.P. (2007) Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara

Budiyono, Haris. A. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu


Leavitt, H.J (1997), Psikologi Manajemen,Jakarta :Erlangga


Nama : Olivia Resty Amallia
NPM  : 1613783
Kelas  : 3PA05

Psikologi Manajemen (Kekuasaan)

Diposting oleh Unknown di 01.06 0 komentar
Banyak pengertian kepemimpinan (dalam Wahjosumidjo) , di antaranya adalah “Leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal”. Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dari tiga pengertian tersebut di atas, jelas bahwa kepemimpinan itu adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan, baik tujuan tersebut telah ditetapkan atau tujuan lain yang lebih luas. Upaya tersebut lebih bersifat hubungan antar pribadi.

Pengertian Pemimpin
Seperti halnya kepemimpinan, pengertian pemimpin juga banyak, di antaranya adalah:

a) Pemimpin adalah anggota dalam kelompok yang mempengaruhi kegiatan kelompok.
b) Pemimpin adalah salah seorang anggota yang terkemuka dari suatu kelompok atau organisasi yang begitu berpengaruh terhadap kegiatan dari anggota kelompoknya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi dalam kelompok, berpengaruh terhadap orang lain sesuai dengan peranannya dalam posisi itu, mengkoordinir secara langsung dalam memelihara dan mencapai tujuan kelompok.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki status tertinggi di dalam kelompoknya, mendapat kepercayaan untuk membawa kelompok ke arah tujuan bersama.

Kekuasaan

Wewenang yang dibicarakan disini adalah jenis kekuasaan remi, yang diorganisir , menjadi sistem peranan yang syah secara semu (quasi-legal). Dalam bab ini memusatkan perhatian kepada kekuasaan yang memaksa – yaitu pemerasan, tekanan, ancaman- yang merupakan taktik kekuasaan yang sering kita pandang rendah, tetapi digunakan juga.
  • Kekuasaan sebagai pengurangan 

Kita tidak perlu mengingatkan pembaca bahwa banyak dari pengaruh yang dipraktekan di dunia mengambil bentuk pemerasan, terror (perbuatan sewenang-wenang) dan ancaman. Taktik kekuasaan yang memaksa semacam itu biasanya bergantung kepada pengurangan (atau ancaman pengurangan) terhadap sarana-sarana pemuasan kebutuhan orangain, disertai dengan suatu tuntutan perubahan perilaku. Usaha untuk mempengaruhi dengan pengurangan mungkin tidak berhasil karena beberapa alasan sang penyelia mungkin telah salah menilai perlunya ancaman tersebut.
  • ·      Kekuasaan yang memaksa dan ketergantungan


Ada jenis lain dari  ketergantungan yang untuk kebanyakan dari kita telah menjadi sangat  implisit dan sangat meresap sehingga kita sekalipun jrang menyadarinya. Ketergantungan tersebut adalah ketergantungan yang menyangkut hubungan kita dengan hubungan kumpulan orang yang kita sebut masyarakat. Pada hakekatnya hal itu adalah ketergantungan kita kepada hukum dan peraturan-peraturan, pengharapan kita bahwa orang-orang lain di jalan, semua oranglain akan mematuhi peraturan-peraturan sosial sampai kepada yang paling ringan dalam interaksi mereka dengan kita. Apabila ketergantungan tersebut dilanggar, bila salah seorang dari kita dibegal atau seseorang memecahkan sebuah jendela rumah kita, maka kita mulai menghargai,  baik keadaan ketergantungan kita kepada peraturan-peraturan masyarakat maupun kerapuhan dari peraturan-peraturan ini. Jika kita mempertimbagkan sisi lain dari uang logam yang sama, kita dapat memahami penemuan yang menggembirakan tentang kekuasaan yang terdapat bersama-sama dengan pelanggaran yang sukses terhadap peraturan-peraturan sosial. Betapa hal itu pasti menyenangkan bagi para mahasiswa bila mereka menemukan kerapuhan dari universitas, yang berarti menemukan otot-otot mereka sendiri sebagaimana adanya.      

Minggu, 29 Maret 2015

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental dan Dimensinya.

Diposting oleh Unknown di 17.58 0 komentar
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental


Pengertian.

Mental Hygiene atau Ilmu kesehatan mental adalah suatu ilmu pengetahuan yang menekuni masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa manusia.Khususnya bertujuan untuk mencegah timbulnya gangguan-gangguan mental dan gangguan emosi serta bagaimana memajukan kesehatan jiwa rakyat pada umunya.Hygiene dari kata Hugiene yang artinya ilmu tentang kesehatan,sedang mental dari kata latin mens,mentis yang artinya jiwa,nyawa,sukma,roh,semangat.Mental Hygiene sering disebut pula sebagai psiko hygiene.Psyche dari kata yunani psuche artinya nafas,asas kehidupan,jiwa,roh,semangat. Ada orang membedakan antara mental hygiene dan psiko hygiene. Mental Hygiene menitik beratkan kehidupan kerohanian,sedang psiko hygiene menonjolkan kepada manusia sebagai totalitas psiko fisis atau psiko somatis.Dalam makalah ini kami menggunakan kedua kata Mental Hygiene dan Psiko Hygiene dalam pengertian yang sama yaitu sebagai ilmu kesehatan jiwa yang memasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat,dengan memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko fisis yang kompleks
            Seperti halnya pada rasa nyeri,pusing-pusing,sesak nafas dan sakit dilambung yang merupakan pertanda permulaan dari penyakit jasmaniah maka penyakit mental pun ditandai dengan fenomena ketakutan,pahit hati,cemburu,iri hati,dengki,marah,ketegangan dan banyak lagi.Dengan demikian sakit mental itu merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan ketentraman hati.
            Jasmani yang sehat ditandai antara lain oleh ciri-ciri sebagai berikut
Ø      Cukup memiliki Energi
Ø      Memiliki daya tahan
Ø      Memiliki kekuatan untuk bekerja
Ø      Badan senantiasa merasa nyaman dan sehat
            Sedangkan orang yang memiliki mental sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikit
Ø      Mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien
Ø      Memiliki tujaun  hidup
Ø      Selalu tenang batinnya

jadi kesehatan mental itu tidak hanya memanifestasikan diri dengan penampakan tanpa adanya gangguan bati saja,akan tetapi posisi pribadinya juga harmonis dan baik selaras dengan lingkungannya.Dengan demikian orang yang sehat mentalnya itu secara mudah bisa mengadakan penyesuaian diri selalu aktif berpartisipasi.


Tokoh - tokoh


Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. 

  • Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
  • Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
  • Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh. Di dalam bukunya A Mind That Found Itself, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. 
  • William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar Mental Hygiene dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental

Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.

Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
  1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
  2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
  3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
  4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.

Beberapa Tahap Perkembangan Kesehatan Mental



  • Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.

  • Zaman peradaban awal
1. Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental)
2. Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)

  • Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.

  • Era Pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

  • Era Modern
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the MentalHygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
Bebarap tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi
1) Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan.
2) Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya.
3) Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental.
4) Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.


            Di dalam postingan saya ini akan menjelaskan konsep kesehatan berdasarkan dimensi emosi, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual.


1.     Dimensi Emosi, yaitu dimensi yang meihat dari bagaimana reaksi emosinya seperti menangis, sedih, bahagia, depresi, optimis. Kesehatan Emosional/Afektif dilihat dari kemampuan mengenal emosi dan mengekspresikan emosi tersebut secara tepat. Jadi semakin sehat mental seseorang maka dia akan semakin mudah mengontrol emosinya.

2.     Dimensi Intelektual yaitu dimensi yang melihat bagaimana seseorang berfikir dilihat dari wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Dengan demikian kesehatan mental seseorang dapat dilihat dari setiap pilihan yang dia ambil dari keputusan yang ia buat.

3.     Dimensi Sosial yaitu dimensi yang melihat dari tingkah laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga dan sesama lainnya serta penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku. Kesehatan Sosial dapat dilihat dari kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, perilaku kehidupan dalam masyarakat. Kesehatan sosial dapat dilihat juga dari kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan pribadi dan keluarganya sehingga memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya (UU No 9: pasal 3).              Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

4.     Dimensi Fisik merupakan dimensi yang dapat ditelaah secara langsung atau memiliki dimensi yang paling nyata. Kesehatan fisik dapat dilihat dari kemampuan mekanistik dari tubuh. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. 
        Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

5.     Dimensi Spiritual dilihat dari kepercayaan dan praktek keagamaan. Kesehatan spiritual dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mencapai kedamaian hati. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa misalnya dilihat dari praktik keagamaan seseorang. 

         Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.



Sumber :

  • http://aprian.blogdetik.com/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental/
  • https://ochomew.wordpress.com/2011/03/29/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental/
  • http://ryancapela.blogspot.com/2011/04/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental.html
  • https://www.google.co.id/search?q=gambar&espv=2&biw=1366&bih=653&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=N_QZVbeUIIbCmAWb3oGADA&ved=0CAYQ_AUoAQ#tbm=isch&q=Sejarah+Kesehatan+Mental&imgdii=_
  • http://mandhikapratama.blogspot.com/2013/04/pengertian-kesehatan-dilihat-dari-5.html


Minggu, 15 Maret 2015

KONSEP SEHAT menurut ALIRAN BEHAVIORISTIK

Diposting oleh Unknown di 00.07 0 komentar

Bismillahirrahmanirrahim... Assalamualaikum wr. wb

Selamat datang di Olive Blog.
Tulisan ini untuk memenuhi tugas Soft Skil mata kuliah Kesehatan Mental. Selamat membaca, semoga berguna. 

Materi kali ini yang dibahas adalah kosep sehat dari aliran behavior. Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya sering mendengar ucapan “sehat wal afi’at” bukan? Apa arti dari kata yang biasa ucapkan itu? Ternyata, kata sehat merujuk pada fungsi, sedangkan kata “afiat” merujuk pada kesesuaian dengan maksud penciptaan. Seperti misalnya. mata yang sehat adalah mata yang dapat digunakan untuk melihat tanpa alat bantu. Sedangkan mata yang afiat, adalah mata yang tidak bisa digunakan untuk melihat sesuatu yang dilarang melihatnya. Pertama kita akan membahas pengertian “sehat” apa itu sehat??



I. Pengertian Sehat
Konsep Sehat itu adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat. Konsep sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Dan beberapa pengertian sehat lainnya yaitu diantaranya :

  • Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
  • Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
  • Menurut Pender , Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural



Saat ini, kita tidak hanya mengenal kesehatan tubuh, tetapi juga ada kesehatan mental. Nah, permasalahan yang kini sedang terjadi dalam bangsa kita adalah adanya ketidak seimbangan antara tubuh dan fikiran itu sendiri. Banyak orang yang memiliki fisik ia sehat, secara medik ia dapat dikatakan sehat, namun dalam kehidupannya ia merasa tidak sehat sehingga ia tidak dapat berfikir jernih . Ada pula orang penyandang cacat, tapi justru ia memiliki pikiran yang cemerlang dan ia lebih bahagia menjalani hidupnya. Sekarang kita akan mulai membahas konsep sehat mental menurut aliran behavioristik.

II. Konsep Sehat Mental Menurut Behavioristik
  • Pengerian Behaviorisme 




Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson. Watson sebenarnya mula-mula belajar filsafat, tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson telah menjadi terkenal karena penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.  Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau penbiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Psikologi behavioristik menganggap perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Perilaku yang mencerminkan mental yang sehat menurut behavioristik adalah jika ia dapat mengaplikasikan pengalamannya dalam menghadapi masalah yang ia hadapi dengan baik. Tapi jika manusia itu tidak dapat menggunakan hasil belajarnya dengan baik dan justru semakin terjerumus dalam masalah lalu menimbulkan perilaku atau pikiran yang tidak sesuai serta keputusasaan maka orang itu tersebut dianggap terganggu kesehatan mentalnya. Manusia juga belajar melalui lingkungan sekitarnya jika ia belajar dengan orang yang salah dan lingkungan yang salah maka akan menghasilkan perilaku yang salah juga. 
  • Tokoh Behavioristik



 
J.B. Watson


Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson. Watson sebenarnya mula-mula belajar filsafat, tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson telah menjadi terkenal karena penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.  Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

3.      Kepribadian Sehat Menurut Behavioristik :
  1. Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
  2. Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
  3. Mementingkan faktor lingkungan
  4.  Menekankan pada faktor bagian
  5. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
  6. Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu

Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri. 

  •   Prinsip Dasar Behaviorisme 

Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.  Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi. 

Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. Behavioristik di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.


  • Contoh Kasus
Seorang pelajar bernama Rahayu, ia mempunyai dua orang teman bernama Sinta dan Rahma. Sinta dan Rahma mempunyai hobi menari. Pada suatu waktu Rahayu mengajak kedua temannya Sinta dan Rahma untuk bermain karet. Namu Sinta dan Rahma menolak dan mereka lebih memilih berlatih menari jaipongan. Maka Rahayu menajadi kecewa dan kesal kepada kedua temannya. Sinta dan Rahma berlatih menari dengan riang gembira penuh keceriaan dan canda tawa. Rahayu yang mengamatinya merasa iri kepada kedua temannya. Lama-kelamaan Rahayu memberanikan diri menawarkan diri untuk minta diajari tari oleh Sinta da Rahma. Sinta dan Rahma pun mengajari Rahayu dengan kesabaran. Walaupun Rahayu tidak punya basic menari bahkan tubuhnya sangat kaku untuk bergerak. Namun Rahayu tetap ingin berganbung, karena ia ingin merasakan kehangatan dan keceriaan yang sama seperti Sinta dan Rahma saat latiahan menari. Bermula dari alasan tersebut akhirnya Rahayu pun mulai menyukai menari, dan sekarang menari menjadi hobi nya karena hampir setiap hari pada waktu sore mereka bertiga berlatih menari bersama-sama. Pada suatu waktu disekolah mereka diadakan lomba menari, mereka pun membentuk team dan mengikuti lomba menari. Akhirnya karena kerja keras mereka serta kekompakan mereka. Mereka mendapatkan juara pertama , dan ini menjadi suatu hal yang membanggakan bagi Rahayu.

  • Analisis Kasus
Kasus diatas ini merupakan sebuah contoh pemgaplikasian teori psikologi behavior yang mengahasilkan sebuah kepuasan sehingga menjadi nilai plus dalam kesehatan mental Rahayu. Faktor lingkungan sangat berpengaruh kuat. Awalnya Rahayu tidak pandai menari bahkan tubuhnya kaku untuk bergerak. Namun karena Rahayu mempunyai teman - teman yang jago menari dan setiap waktu luang Rahayu mengisi dengan berlatih menari bersama teman-temannya sehingga ia terbiasa bergerak dan ahirnya semkain jago menari. Sifatnya mekanisme, dalam pendekatan behvioristik ini dibutuhkannya proses mekanisme. Saat Rahayu berlatih maka mekanisme itu terjadi. Menurut teori Behavior yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pada kasus ini Rahayu secara intens dan konsisten mengikuti latihan menari dan dijalani dengan hati yang bahagia maka menjadi sebuah pengalaman yang positif sehingga membentuk tingkah laku yang baik dan mendapatkan hasil yang baik dengan menjadi pemenang dalam perlombaaan menari.

Nah sekarangbkalian sudah mengertikan konsep kesehatan mental dan aliran behaviours. Semoga membantu kalian semua. Terima kasih sudah membaca :)

Wassalam...






Daftar Pustaka
 

Olive's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review